Jumat, 27 September 2013

Habibie dan orang-orang "terbuang" negeri ini (Bagian 1)


“Cita-citaku, uu uu, ingin jadi profesor
Bikin pesawat terbang, seperti Pak Habibie”

Anak-anak SD generasi sekarang mungkin sudah pernah lagi mendengar lagu itu, bahkan mungkin sudah tak tahu lagi siapa Prof.Dr. Ing.H Bacharudin Jusuf Habibie ilmuan Indonesia  penerima Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Zaman saya kecil sekitar tahun 1996-1997 nama habibie begitu booming apalagi pasca kesuksesan penerbangan perdana pesawat N 250 dengan teknologi tercanggih di kelasnya. Foto-foto habibie dengan latar belakang pesawat N-250 dan ilmuan IPTN (PT.DI) segera menghiasi koran, majalah, hingga buku-buku pelajaran. Tak ketinggalan anak-anak kecil seumuran saya yang waktu masih TK bersukaria menyayikan lagu cita-citaku yang sangat mengelu-elukan pak habibie.. Untuk saat itu kita bisa merasa bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia..
Alkisah, beberapa saat setelah kesuksesan penerbangan perdana N-250 Indonesia dilanda krisis ekonomi.. inilah awal kejayaan IPTN mulai meredup.. saya yang waktu berumur 6 tahunan masih tak paham dengan kata-kata krismon yang menghiasi hampir sebagian besar pembicaraan. Ayah saya mengeluhkan harga rokok dan bensin yang melonjak hampir dua kali lipat, sedangkan ibu saya mengeluhkan harga minyak goreng dan sembako yang semakin meroket. Di pasar, di forum pengajian, bahkan acara perpisahan sekolah tak lepas dari kritikan masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai tak becus mengelola perekonomian. Dalam kondisi sekarat akibat ekonomi yang kian compang-camping IMF datang membawa sedikit harapan “Pinjaman dana” untuk menyelamatkan Negara. Namun Indonesia harus membayar begitu mahal untuk hanya sekedar menerima pinjaman. Diantaranya adalah penghentian subsidi untuk proyek yang dibilang mercusuar seperti IPTN. Singkat kata IPTN, Industri kebanggan Indonesia dimatikan secara sistematis karena dinilai mengahmbur-hamburkan dana. Namun anehnya Indonesia justru dipersilahkan untuk membantu perusahaan-perusahaan swasata dengan membayarkan utangnya secara Cuma-Cuma..
Satu paket dengan krisis ekonomi, krisis politik segera melanda Indonesia. Masyarakat semakin tidak puas dengan kinerja pemerintah Soeharto dan menuntut mundur secepatnya. Reformasi akhirnya menghantarkan Habibie menjadi Presiden Transisi. Dengan cekatan Habibie merestrukturisasi ekonomi Indonesia hingga dapat menaikan kembali kurs Rupiah dan membalik neraca pertumbuhan ekonomi yang negative menjadi positif. Di sisi politik Habibie berhasil merancang pemerintahan yang lebih demokratis. Di masanya pula lahir produk hukum tentang Otonomi daerah, HAM, Pencegahan korupsi, dan pembentukan serta pencabutan TAP MPR Lainnya.
Ibarat nila setitik rusak susu sebalangga, keputusan Habibie menyelenggarakan referendum Timor-timur justru menjadi boomerang yang berakibat pada ditolaknya Laporan pertanggungjawaban presiden oleh MPR. Singkat kata habibie tidak direstui lagi untuk memperpanjang jabatan presiden.. habibie tersingkir..
Pasca scenario mematikan IPTN, dan penolakan dirinya untuk kembali menjadi presiden, dalam usia senjanya beliau memilih untuk lebih banyak tinggal  di Jerman.. Negeri yang membesarkan namanya dan memberi status kewarganegaraan kehormatan..
Namun beruntung, Idealisme dan impian beliau tak pernah padam, pasca kesedihan ditinggal istri tercintanya Habibie bersama Ilham Habibie anaknya membentuk PT Ragio Aviasi Indonesia untuk kembali membangkitkan kejayaan Industri Dirgantara nusantara. Meskipun tidak lagi mendapat dukungan pemerintah Habibie terus optimis menggalang dukungan dari para pengusaha industri penerbangan.
Perjuangan tak kenal lelahnya meski sudah menginjak usia senja, akhirnya beliau berhasil meyakinkan Presiden Direktur Sriwijaya Air untuk mengembangkan pesawat R-80 yang merupakan kelanjutan dari proyek N-250. Pihak Sriwijaya air melalui NAM Air pun sudah berkomitmen melakukan pembelian 100 unit pesawat R-80 yang insya Allah mulai didatangkan secara berahap pada tahun 2018.
Selamat Berjaya kembali industri dirgantara nusantara.. doa kami para putra bangsa, untukmu

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus