"Tulisan ini disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Regional pada Prodi Pembangunan Wilayah FGE UGM"
Koridor ekonomi
Jawa secara administrastif meliputi Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY dan Jawa Timur. Secara umum rata-rata PDRB di Koridor jawa jauh melebihi
rata-rata PDRB Koridor lainnya. Dalam Masterplan percepatan dan Perluasan
pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor jawa dipersiapkan untuk dapat
menjadi benchmark perubahan ekonomi dari manufaktur ke jasa atau dari
industri primer ke tersier.
Masterplan
percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) berusaha untuk
mengatasi permasalahan pengembangan ekonomi koridor jawa dengan fokus pada
kegiatan perekonomian yang potensial di wilayah ini. Koridor ekonomi ini
dipersiapkan sebagai pendorong Industri Jasa Nasional dengan kegiatan ekonomi
utama meliputi Industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi,
perkapalan, telematika, alutsista dan Jabodetabek area.
Berdasarkan
data PDRB Koridor Jawa tahun 2010-2011 laju pertumbuhan ekonomi (LPE) koridor
jawa rata-rata mencapai 9,84% dengan LPE tertinggi ditempati Propinsi DKI
Jakarta dengan 12,25% dan terendah ditempati Propinsi Jawa Barat dengan 6,09%.
Tingkat
kesenjangan PDRB sudah lama menjadi permasalahan ekonomi ini di koridor ini,
tidak hanya antar propinsi tetapi juga antar kabupaten. Secara umum wilayah
yang yang berada di bagian utara Jawa seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya
memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih baik dibanding wilayah yang
berada dibagian selatan. Perbedaan tingkat perkembangan ini salah satunya juga
merupakan efek dari perbedaan infrastruktur antara bagian utara dan selatan.
Infrastruktur dibagian utara lebih memadai dan unggul seperti dengan
tersedianya Jalur lintas pantai utara (Pantura), pelabuhan-pelabuhan besar
(Tanjug Priuk, Tanjung Emas, Tanjung Perak) yang mendukung ketersediaan pasar
dan akses terhadap pasar.
Selain
kesenjangan PDRB, Koridor ini juga menghadapi masalah tidak meratanya
pertumbuhan rantai nilai dan tidak diimbanginya kemajuan sektor manufaktur oleh
sektor-sektor lain. Terutama di Proponsi Banten, Jawa Tengah dan Jawa barat
yang persentase pendapatan dari sektor manufaktur mencapai 33 hingga 47 %
Terlepas dari
segala permasalahannya, Koridor ekonomi jawa sepanjang tahun 2011 telah
menujukan kinerja yang positif. Kinerja ini juga merupakan dukungan dari
berbagai proyek MP3EI seperti melalui peningkatan infrastruktur guna mendukung
kebutuhan investasi.
LPE Propinsi
Jawa barat pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,09 %, kegiatan ekonomi wilayah
dengan luas sekitar 30.000 km persegi ini banyak didukung oleh ketersediaan
infrastruktur seperti waduk/situ yang dimanfaatkan untuk kepentingan industri,
pertanian dan air minum. Selain itu berbagai proyek infrastruktur juga terus
ditingkatkan. Sepanjang tahun 2008-2011 Propinsi Jawa barat telah mampu
menigkatkan kemantapan jalan dari 88, 16% menjadi 95,03%. Perkembangan ekonomi
di propinsi ini juga turut didukung oleh kehadiran pesawat Airbus A320 milik
AirAsia di Bandara Hussein Sastranegara yang turut mendorong pergerakan manusia
dan barang dari maupun menuju Jawa Barat
Banten pada
tahun 2011, PDRB tumbuh sebesar 11, 29% sejumlah proyek infrastruktur masih
terus dikebut seperti pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang untuk mendukung
peningkatan pembangunan di wilayah Banten bagian selatan. LPE Jawa Tengah pada
tahun 2011 mencapai 10, 81 %, pertumbuhan ini turut didukung oleh beberapa
proyek infrastruktur seperti pembangunan waduk jatibarang dan jalan Tol
Solo-Semarang.
Untuk DIY,
tingkat LPE 2011 mencapai 11, 89%, selama ini propinsi DIY sedang disibukan
dengan pemulihan pariwisata pasca gempa dan erupsi merapi. Sejumlah proyek
infrastruktur juga terus diusahakan antara lain penyelesaian JJLS yang
menghubungkan Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul. Sementara itu Jawa Timur
sebagai salah astu daerah dengan perekonomian terbesar di koridor jawa ternyata
hanya mampu mencapai tingkat LPE sebesar 6,73%. Perkembangan ekonomi di wilayah
ini juga turut didukung oleh proyek-proyek infrastruktur seperti Jembatan
Suramadu, pembangunan berbagai jalan Tol (Porong-Gempol-Pasuruan) dan
sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar