Jumat, 07 Desember 2012

PERANAN MP3EI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KORIDOR JAWA





"Tulisan ini disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Regional pada Prodi Pembangunan Wilayah FGE UGM"
 
Koridor ekonomi Jawa secara administrastif meliputi Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Secara umum rata-rata PDRB di Koridor jawa jauh melebihi rata-rata PDRB Koridor lainnya. Dalam Masterplan percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor jawa dipersiapkan untuk dapat menjadi benchmark perubahan ekonomi dari manufaktur ke jasa atau dari industri primer ke tersier.
Masterplan percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) berusaha untuk mengatasi permasalahan pengembangan ekonomi koridor jawa dengan fokus pada kegiatan perekonomian yang potensial di wilayah ini. Koridor ekonomi ini dipersiapkan sebagai pendorong Industri Jasa Nasional dengan kegiatan ekonomi utama meliputi Industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, telematika, alutsista dan Jabodetabek area.
Berdasarkan data PDRB Koridor Jawa tahun 2010-2011 laju pertumbuhan ekonomi (LPE) koridor jawa rata-rata mencapai 9,84% dengan LPE tertinggi ditempati Propinsi DKI Jakarta dengan 12,25% dan terendah ditempati Propinsi Jawa Barat dengan 6,09%.
Tingkat kesenjangan PDRB sudah lama menjadi permasalahan ekonomi ini di koridor ini, tidak hanya antar propinsi tetapi juga antar kabupaten. Secara umum wilayah yang yang berada di bagian utara Jawa seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih baik dibanding wilayah yang berada dibagian selatan. Perbedaan tingkat perkembangan ini salah satunya juga merupakan efek dari perbedaan infrastruktur antara bagian utara dan selatan. Infrastruktur dibagian utara lebih memadai dan unggul seperti dengan tersedianya Jalur lintas pantai utara (Pantura), pelabuhan-pelabuhan besar (Tanjug Priuk, Tanjung Emas, Tanjung Perak) yang mendukung ketersediaan pasar dan akses terhadap pasar.
Selain kesenjangan PDRB, Koridor ini juga menghadapi masalah tidak meratanya pertumbuhan rantai nilai dan tidak diimbanginya kemajuan sektor manufaktur oleh sektor-sektor lain. Terutama di Proponsi Banten, Jawa Tengah dan Jawa barat yang persentase pendapatan dari sektor manufaktur mencapai 33 hingga 47 %
Terlepas dari segala permasalahannya, Koridor ekonomi jawa sepanjang tahun 2011 telah menujukan kinerja yang positif. Kinerja ini juga merupakan dukungan dari berbagai proyek MP3EI seperti melalui peningkatan infrastruktur guna mendukung kebutuhan investasi.
LPE Propinsi Jawa barat pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,09 %, kegiatan ekonomi wilayah dengan luas sekitar 30.000 km persegi ini banyak didukung oleh ketersediaan infrastruktur seperti waduk/situ yang dimanfaatkan untuk kepentingan industri, pertanian dan air minum. Selain itu berbagai proyek infrastruktur juga terus ditingkatkan. Sepanjang tahun 2008-2011 Propinsi Jawa barat telah mampu menigkatkan kemantapan jalan dari 88, 16% menjadi 95,03%. Perkembangan ekonomi di propinsi ini juga turut didukung oleh kehadiran pesawat Airbus A320 milik AirAsia di Bandara Hussein Sastranegara yang turut mendorong pergerakan manusia dan barang dari maupun menuju Jawa Barat
Banten pada tahun 2011, PDRB tumbuh sebesar 11, 29% sejumlah proyek infrastruktur masih terus dikebut seperti pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang untuk mendukung peningkatan pembangunan di wilayah Banten bagian selatan. LPE Jawa Tengah pada tahun 2011 mencapai 10, 81 %, pertumbuhan ini turut didukung oleh beberapa proyek infrastruktur seperti pembangunan waduk jatibarang dan jalan Tol Solo-Semarang.
Untuk DIY, tingkat LPE 2011 mencapai 11, 89%, selama ini propinsi DIY sedang disibukan dengan pemulihan pariwisata pasca gempa dan erupsi merapi. Sejumlah proyek infrastruktur juga terus diusahakan antara lain penyelesaian JJLS yang menghubungkan Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul. Sementara itu Jawa Timur sebagai salah astu daerah dengan perekonomian terbesar di koridor jawa ternyata hanya mampu mencapai tingkat LPE sebesar 6,73%. Perkembangan ekonomi di wilayah ini juga turut didukung oleh proyek-proyek infrastruktur seperti Jembatan Suramadu, pembangunan berbagai jalan Tol (Porong-Gempol-Pasuruan) dan sebagainya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar