Rabu, 30 Mei 2012

"Duo Kontroversial" Manji-Gaga : Dilarang namun dibiarkan


Big Daddy Promotor konser musik Lady Gaga yang bertajuk born this way ball tour, minggu 27 Mei 2012 akhirnya resmi membatalkan konser Lady Gaga yang rencananya di gelar di Indonesia pada 03 juni 2012. Dalam jumpa perssnya alasan keamanan menjadi pertimbangan utama dalam pembatalan konser tersebut, sebelumnya alasan serupa juga dikemukakan Polda Metro Jaya yang mengatakan tak akan memberikan rekomendasi dan mengancam akan membubarkan paksa jika konser tersebut tetap digelar di Jakarta.

       Dalam seminggu terakhir demonstrasi menolak kedatangan Lady Gaga marak diberbagai wilayah indonesia terutama dari kalangan aktivis Islam. Bukan hanya di Indonesia, kedatangan Lady Gaga sebelumnya juga ditentang publik Korea Selatan dan Filipina karena dianggap melukai perasaan umat nasrani melalui lagunya yang berjudul “Judas”. Di Thailand Lady Gaga juga sempat diancam boycot setelah dinilai melecehkan publik thailand melalui tulisan di akun twitternya.  Di Indonesia sendiri Gaya “nyleneh” Lady Gaga terutama cara berpakainnya yang terlalu vulgar dianggap tidak sesuai dengan norma adat ketimuran dan norma agama, Lady Gaga juga dituduh sebagai penganut lucifer (pemuja setan) dari lirik lagu dan penampilanya. Meskipun demikan tidak semua masyarakat Indonesia setuju untuk menolak lady Gaga, terbukti 50 ribu tiket konser bertajuk born this way ball tour semuanya telah habis terjual. bahkan dalam waktu 3 jam 20 ribu tiket sudah ludes di serbu litle monster (julukan bagi fans Lady Gaga).
           Sebelum resmi dibatalkan, rencana kedatangan Lady Gaga ke Indonesia terus menuai pro dan kontra. Pihak yang pro berpedapat bahwa pelarangan konser tersebut mengekang kebebasan berekspresi dan berkreatifitas, mereka juga mengajukan alternatif bahwa konser tersebut bisa disesuaikan dengan budaya Indonesia melalaui serangkaian peraturan seperti pembatasan umur seperti di Korea Selatan, pengaturan busana atau lokasi konser dipindah ke kota lain di luar Jakarta seperti pulau Bali. Sementara itu pihak yang kontra menganggap bahwa tak ada lagi pintu untuk kedatangan Lady Gaga karena dinilai dapat berdampak buruk baik bagi agama, adat budaya maupun keamanan publik.
              Keputusan managemen Big Daddy yang membatalkan konser Lady Gaga serta polda Metro Jaya yang tidak mau mengeluarkan surat rekomendasi mungkin merupakan keputusan yang paling bijak. Pihak keamanan mungkin tidak mau menanggung resiko seperti yang terjadi pada kasus diskusi Irsyad Manji yang dibubarkan paksa oleh berbagai ormas.
            Hampir sama seperti Lady Gaga yang juga pernah menyatakan kesiapannya menjadi seorang lesbian, kedatangan Irsyad manji beberapa waktu lalu ke Indonesia juga ditentang berbagai pihak. Manji yang juga seorang lesbian dinilai menyebarkan paham feminisme yang berlebihan serta pemikiran keagamaan yang liberal. Setelah diskusinya di Salihira Jakarta dibubarkan paksa oleh kepolisian, tampaknya tak membuat manji gentar untuk mengadakan diskusi lainnya di Yogyakata. Setelah tidak dapat menerima pembatalan diskusi yang rencananya akan digelar di Sekolah Pascasarjana UGM dengan alasan keamanan dan terlalu banyak mudharatnya, malam harinya Manji tetap menggelar diskusi di LKIS Yogyakarta dan berakhir dengan pembubaran paksa oleh berbagai ormas.
              Bagi masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang beragama Islam, pemikiran liberal Irsyad Manji dapat dikategorikan sebagai kemungkaran sehingga perlu dicegah dan dihentikan. Bagaimana tidak Irsyad manji secara terang-terangan telah melecehkan agamanya serta menghina Nabi Muhammad SAW. demikian pula Lady Gaga, tidak hanya dari kalangan Islam, kalangan Non-Islam dan sejumlah kalangan adat pun bersatu mendesak pembatalan konsernya. Tuntutan mereka akhirnya terpenuhi, Lady Gaga batal menggelar konser di Indonesia.
                Dalam era globalisasi dengan semakin mudahnya akses informasi dan komunikasi menyebabkan pertarungan ideologi, pemikiran dan budaya yang semakin beragam. Dunia barat yang menguasai sebagian besar media informasi dan komunikasi tentu sangat berpegaruh besar dalam menyebarkan ideologi dan budayanya yang dikenal menjunjung tinggi kebebasan. Sayangnya tidak semua budaya barat itu dinilai baik dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat kita bahkan cenderung berkonotasi negatif tak terkecuali pemikiran Liberal Irsyad Manji dan Lady Gaga. penyebaran pemikiran barat atau yang biasa istilahkan dengan westernisasi justru kerap dituding sebagai pemicu degradasi moral anak negeri seperti hilangnya budaya hormat terhadap orang yang lebih tua, pergaulan bebas dan perilaku lainnya. karena hal itulah perlu adanya filter yang bijak untuk mengambil hal-hal yang baik dan menolak hal-hal yang buruk dari pengaruh globalisasi ini. Banyak pihak yang bernafas lega dengan batalnya konser Lady Gaga, meski tak sedikit pula yang kecewa. Namun dengan demikan apakah pengaruh Mother Monster (Lady Gaga) bisa benar-benar hilang ditengah bebasnya beredar CD dan lagunya di Indonesia? Demikan juga dengan manji yang buku dan blognya bisa diakses dengan mudah di sekitar kita? Jika kita mau serius kenapa hanya konser atau diskusinya saja yang dibatalkan? Kenapa tidak dengan produk-produknya? Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari segala malapetaka.


_Tulisan ini pernah saya kirimkan ke KR tapi setelah kutunggu 3 hari sepertinya tidak dimuat :(  setelah ku chek email eh ternyata ternyata ngirimnya salah.. bukan ke Opini KR.. ya udah lah dari pada ribet2 mending tak posting disini saja.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar