Senin, 20 Maret 2017

SEBULAN DI KAMPUNG INGGRIS -SHARE & REVIEW- #2

Welcome to my blog
Semoga harimu cerah dan ceria selalu...amin

Setelah kemaren bahas Persiapan dan cara menuju kampung inggris, pada kesempatan kedua ini saya mau mencoba memberikan pandangan-pandangan saya tentang tempat kursusan nongkrong di kampung Inggris Pare Kediri

Well, Kampung inggris bisa dikatakan kampungnya anak muda banget. berdasarkan informasi dari salah satu tutor lembaga kursus di kampung inggris, jumlah pendatang di kampung ini mencapai lebih dari 3.000 orang yang datang dan pergi tiap dua minggunya. dan kebanyakan adalah anak-anak muda. mulai dari lulusan SMP, SMA, anak kuliahan hingga yang sedang mencari atau sudah pernah bekerja.

Tiap malem minggu, jalanan di pare udah kayak lebaran. penuh-padet. muda-mudi pada keluar dari sarangnya untuk menikmati malam liburan. gak malem minggu aja sih. malem biasa pun mayan rame.

Dengan banyaknya anak muda di pare yang datang dari berbagai daerah dan latar belakang, wilayah ini sangat pontensial untuk membuka tempat tongkrongan. berbagai tempat nongkrong begitu mudah dijumpai di berbagai sudut kampung inggris, pare. Kediri. dan berikut adalah beberapa reviewnya:

1. PARE CORNER
Cafe ini cukup rame sebagai tempat nongkrongnya anak muda pare. letaknya di jalan lamtana no 1. Tulungrejo, Pare. ada 4 pilihan spot buat temen-temen ngabisin waktu bersama temen-temen atau orang terkasih. ada ruang VIP (no smoking), ruangan terbuka depan stage (smooking area), lantai 2 dan lantai 1. tempatnya lumayan pewe dengan desain werehouse yang bikin suasana jadi sante. cafe ini nyediain live music dimana pengunjung dapat menyumbangkan lagu.

(Salah satu sudut parecorner  by:Desriyanti Demetria Sembiring)

Bicara tentang cafe, gak afdol gak bicara tentang kopinya. Pare corner juga menyediakan berbagai macam kopi single origin. seperti sumatera mandheling, java arabica, gayo dan lain-lain. metode penyeduhan saya kurang tahu pake apa aja. waktu itu saya lagi pengin menikmati sumatera mandheling pake V60, tapi ternyata cafe ini belum menyediakan V60. dan gak tau bagaimana akhirnya kopi itu disajikan pake Vietnam Drip. Soal rasa, saya kasih nilai "cukup lah".

Selain kopi, cafe ini juga menyediakan berbagai makanan, termasuk makanan berat. so gak perlu khawatir bagi yang dateng ke pare corner sekalian untuk cari makan.

Terakhir terkait harga, sebagai gambaran secangkir kopi sumatera mandheling yang disajikan dengan vietnam drip dihargai 15.000 per cangkir.

2. NGAROPI
Nah cafe ini terletak berhadap-hadapan dengan pare corner. waktu itu gw cuma sempet masuk bentar doank. cafe ini lumayan rame. selain indoor ada outdoornya. seperti rivalnya, cafe ini juga memanjakan pengunjungnya dengan live music. dari suasananya, cafe ini sih lumayan pewe.

Photo by: Ngaropi Cafe

sekilas di daftar menu, harga menu disini lebih murah ketimbang pare corner. Alesan gak jadi ngopi di cafe ini waktu itu karena cafe lagi rame-ramenya. jadi kita coba cari cafe yg lebih tenang.

3. SPARTACO
Nah, klo ini cafenya cukup kecil terletak di jalan anyelir. tapi lumayan rame juga dan enak buat nongrong-nongkrong. cafe ini gak ada live music. tapi masih nyediain wifi bagi yang pengin cekrak cekrek share foto di instagram.

Photo by: Spartaco Cafe


Cafe ini menyediakan berbagai pilihan kopi single origin, dengan metode penyajian espresso based. bagi yang  suka manual brewing, sayangnya cafe ini hanya nyediain french press. tentang rasa, kopi disini cukup baik lah (Good), dengan harga yang sangat murah. secangkir single origin Sumatera Mandheling hanya perlu merogoh kocek 8.000 rupiah.

4. OMAWALET
Cafe ini lumayan baru di Pare.baru banget malah. openingnya bulan januari 2017. Letaknya di samping barat Stadiun Candra Birawa Pare. sebelahnya MTSN Pare. Tampak dari luar, bangunan cafe terlihat mewah. begitu masuk, cafe ini cukup elegan dengan desain unik dan futuristik. untuk memanjakan pengunjung, cafe ini menyediakan live music. wifi juga lumayan kenceng.
Photo by: Riski utma dona

Nah terkait menu, saya gak tau ada apa aja. waktu kesana saya cuma pesen secangkir kopi. meskipun belum menyediakan pilihan kopi single origin, kopi yang waktu itu disajikan cukup oke lah. bilangnya sih salah satu varian java arabica.

Tentang harga, untuk secangkir americano sobat hanya perlu mengeluarkan Rp.15.000-

5. BALIHOUSE
Nah kalo ini merupakan cafe yang unik di pare. Cafe ini bercabang dua. Bali House 1 dan Bali House 2. kali ini saya mau ngereview Bali House 2. karena belum mampir ke Bali House 1.

Bali house 2 terletak di jalan aster. lewatnya dari samping kedai Adventure. cafe ini punya konsep outdoor. selain juga ada versi indoornya.  uniknya lampu-lampu disini di pakein kurungan ayam. tapi bagus. romantis. terletak di pinggir sungai dengan gemericik air dan udara bebas serta rindangnya pepohonan akan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung.

Photo by: Mira Nur Bahri

Cafe ini menang banget di konsep tempatnya. kalau menunya bisa dibilang standar. namun cafe ini patut dicoba karena suasananya yang sungguh berbeda. pewe banget. apalagi kalau bareng pasangan. bagi yang dateng sendiri, cafe ini juga menyediakan wifi.

Harga menu disini pun cukup terjangkau. sepiring nasi ayam + es lemon tea hanya menghabiskan 17.000,-

6. KEDAI ADVENTURE
Kedai Adventure terletak di jalan Aster. persis di Samping Camp Zeal Boy 2. Interior  langit-langit cafe dikonsep seperti layaknya sebuah gua. dengan hiasan ornamen bernuansa adventure seperti tas carier, sepeda tua dan lain-lain. cafe ini gak menyediakan wifi, katanya sih biar sesama pengunjung saling berinteraksi. sambil menunggu kopi anda ready, anda juga dapat membaca-baca buku atau majalah yang tersedia.

Photo by: Abitu Rohmansyah

Cafe ini menyediakan kopi-kopi dari daratan sulawesi dengan harga yang sangat terjangkau. berkisar 5000 rupiah saja untuk secangkir kopi toraja.

7. KOPIHOLIC
Cafe ini cukup terkenal banget di Pare. letaknya di ujung barat jalan brawijaya. depan RRI Kediri. Bangunan Kopiholic terdiri dari 2 lantai. dimana lantai atasnya semi terbuka sehingga sobat bisa menikmati segarnya udara pare. menikmati sore hari di lantai dua ini akan sangat berkesan sambil melihat matahari terbenam. sementara itu di lantai satu kesannya lebih elegan dengan hiasan vintage dan dinding kayu.
Photo by: Ladi Suryani

Untuk memanjakan pengunjung, cafe ini menyediakan wifi dan juga live music di malam hari. pengunjung pun dipersilahkan jika ada yang ingin unjuk kebolahannya dalam mengolah nada dan suara.

Sebelum berkunjung ke kopiholic banyak rekan-rekan yang bilang bahwa harga menu di cafe ini cukup mahal. padahal beberapa harga menu di cafe ini justru lebih murah dibanding beberapa cafe lainnya di pare. secangkir kopi single origin hanya perlu mengeluarkan uang 10.000-, dengan cita rasa yang lebih baik dibanding beberapa cafe kompetitornya. pilihan kopinya pun beragam dari aceh gayo, sumatera mandhleing, java arabica, bali kintamani, kalosi toraja, luwak hingga papua wamena.


8. TANSU PINGGIR SAWAH
Nah, selain cafe-cafe diatas. yang gakboleh anda lewatkan ketika berkunjung ke pare adalah Warung TANSU PINGGIR SAWAH. setiap hari (kecuali senin) warung yang terletak di sebelah barat Daffodil ini ramai dikunjungi muda-mudi. menu spesialnya adalah Tansu (Ketan susu). namun sobat juga dapat memesan makanan lain seperti indomie rebus, aneka gorengan dan minuman. Cafe warung ini sayangnya hanya buka dari pagi sampe magrib.

Photo by: http://kampunginggristour.blogspot.co.id/

Biarpun hanya warung pinggir sawah, justru tempat ini paling rame gaes, dan menjadi salah satu tempat tongkrongan favorit muda-mudi pare. di sore hari kadang sampe susah nyari tempat duduk. udara pinggir sawah, obrolan ringan, canda tawa sahabat dipadu manisnya ketan susu di kampung inggris ini merupakan salah satu yang paling akan dikenang bagi siapa saja yang berkunjung ke pare.

Harga-harga makanan disini pun sangat terjangkau. untuk seporsi ketan susu sobat hanya perlu merogoh kocek 3.000 sadja.



Oke gaes, demikianlah review beberapa tempat tongkrongan di pare. selain yang saya sebutkan diatas sebenernya masih banyak tempat tongkrongan lain yang sayangnya belum sempet saya kunjungi. Bagi temen-temen yang suka ngopi terutama manual brewing, sayanganya masih belum banyak cafe di pare yang menyediakan pilihan ini. jikapun ada masih sangat terbatas menggunakan french press dan Vietnam Drip. denger-denger sih ada cafe di deket KRESNA yang menyediakan pilihan manual brewing. namun sayang belum sempet mampir sudah duluan pulang.

Terimakasih udah mampir.


Minggu, 19 Maret 2017

SEBULAN DI KAMPUNG INGGRIS -SHARE & REVIEW- #1

Ehm..
Ok gaes Thanks for visiting my blog
you are reading the articel about my experience in -kampung inggris- for a month

Bermula dari kegalauan mengisi waktu luang, akhirnya saya putuskan untuk pergi jalan-jalan   ke kampung Inggris, Pare Kediri Jawa Timur. Kabarnya kampung ini merupakan salah satu tempat yang paling efektif belajar bahasa inggris. mulailah saya merencanakan untuk mengambil kursus selama satu bulan percobaan. dan berikut langkah-langkah yang saya lakukan:

1. Browsing, tanya-tanya tempat kursus yang recomended.

Gak perlu bingung-bingung, ketika mengetik kampung inggris di Google langsung muncul puluhan hits tentang kampung inggris. kampunginggrisku, kampunginggrismu, kampunginggriskita, dll. namun saya abaikan dulu. saya lebih tertarik baca review dari blog yg mengulas tentang pengalaman penulis menjalani cinta kursus di kampung inggris. dan ternyata setelah baca-baca review tersebut saya malah jadi bingung. duh

Saat itu aku lagi pengin ambil program grammar, biar ngomong gak belepotan plus pengin ningkatin nilai TOEFL utamanya di structure. dari hasil browsing dan tanya-tanya temen, untuk program grammar mereka umumnya pada ngrekomendasiin ELFAST, LOGICO & KRESNA. sedangkan untuk speaking banyak diantaranya yg ngerekomendasiin Daffodil, dan juga BEC. untuk IELTS beberapa teman ngrekomendasiin OXFORD ILA atau TEST (recomended banget bagi yang bener-bener niat).

2. Mendaftar

Beberapa orang + artikel nganjurin bahwa jika mau daftar program Grammar di ELFAST atau KRESNA harus jauh-jauh hari karena kalo mepet2 sering pada kehabisan kursi (fyi Kursusan di Pare dimulai setiap tanggal 10 dan atau 25 setiap bulannya). bagi sobat yang sudah/sedang berada di Pare bisa langsung dateng ke lembaga ybs, sedangkan bagi yang di luar kota bisa mendaftar online sebelum tanggal periode program.

Nah ngomong-ngomong tentang daftar online, banyak banget website tentang kampung inggris yang memberikan fasilitas kemudahan daftar online di berbagai lembaga. gak usah bingung atas banyaknya website yang mengatasnakaman kampung inggris (misal kampunginggris.id,  kampunginggris.com, kursus-kampunginggris.com, kampung-inggris.co.id, kampung-inggris.com dan lain-lain). pilih aja sesuai hati nurani, insya Allah sobat akan tetap terdaftar (website tersebut sudah bekerja sama dengan lembaga/kursusan untuk memudahkan pendaftar). keuntungan daftar lewat website-website tersebut biasanya ada fasilitas penjemputan (dengan tambahan biaya tentunya) jadi sobat yang baru pertama kali ke pare gak akan kebingungan karena akan diantar langsung ke kampung inggris sesuai tempat kursusan.

Selain mendaftar melalui website tersebut, sobat juga bisa daftar langsung melalui website lembaga/kursusan yang sobat pilih.

3. Pilih tempat tinggal
Nah, salah satu yang paling penting adalah ini. mau tinggal dimana? sebagai kampung inggris dengan ratusan lembaga tentunya di Pare juga banyak banget tempat kost-kostan. biayanya sekitar 200an/bulan. tapi biasanya kost-kostan di pare sekamar gak sendirian. bisa berdua atau bertiga. kalau mau kost sekamar sendiri bisa-bisa aja, tp biasanya harus bayar double. tapi pinter-pinter aja sih nyari kost ada juga kemaren temenku hanya bayar 200rb dan sekamar sendirian.

Selain kost, ada juga yang namanya Camp. atau asrama, atau apalah itu namanya. Bedanya kalo kita tinggal di camp adalah ada tambahan program di pagi dan malam hari. dan juga wajib berbahasa inggris 24 jam. tapi eh tapi ada juga camp yang gak terlalu ketat (dalam arti masih tetep bisa ngomong-ngomong bahasa indonesia). kalo sobat pengin yang bener-bener ketat dan disipin, sobat bisa coba Camp Alfalfa. dan atau ZEAL. nah kemaren gw nyoba camp di ZEAL. camp Zeal ini terkenal paling disiplin di pare. lima kali saja ketahuan ngomong bahasa indonesia sobat bisa di Kick dari Camp. namun bagi yang baru masuk, dan bener-bener belum tahu bahasa inggris sobat bisa tetep selang seling bahasa indonesia dengan nyisipin kalimat "how to say"

Tentang camp, ada juga yang menggunakan sistem paket. (Camp + Kursusan) seperti misalnya Camp LC (Lenguage Center), sedangkan ZEAL selain camp regular juga ada camp yang paketan dengan kursusannya Webster. enaknya ambil paket camp+kursus sobat gak perlu jauh-jauh pergi ke tempat kursusan. karena kegiatan kursus dilaksanakan di sekitar ingkungan camp.

4. Memilih Transportasi
Tibalah hari kemudian saya sampai di Kediri tepatnya di Stasiun Kediri. untuk menuju pare dari stasiun kediri pilihan transportanya adalah Ojek, Becak+angkot, Mobil Travel atau jemputan.

Ojek dari Stasiun ke Pare normalnya 50.000 (saat artikel ini ditulis). ada juga mungkin yang lebih murah. pokoknya jangan mau kalo ditawarin lebih dari 50.000 kecuali kalo sobat emang orang dermawan dan suka bagi-bagi duit.

nah kemaren aku nyoba pake kombinasi becak + Angkot. abisnya 40.000. (Becak 15.000, angkot 25.000). angkot yang 25.000 itu nganterin sampai kost, camp, atau tempat kursusan. kalau mau naik angkot ini dari stasiun bisa nanya aja ke tukang becak "angkot yang langsung ke tempat kursusan di pare ". nah becaknya ini normalnya 10 rebu. karena tempat ngetem angkot dan stasiun relatif deket. sobat bahkan bisa jalan kaki karena emang deket. biasanya tukang becak nawarin ke sobat dengan harga 20.000. terserah sobat mau ngasih berapa. tapi normalnya ya 10 rebu itu.

5. Trus ngapain?
Nah ceritanya sobat udah nyampai di pare nih. trus bingung mau gimana.
ketika udah nyampe pare ane saranin:

  1. Istirahat. penting karena perjalanan ini mungkin melelahkan
  2. Kenalan sama temen-temen kost/camp. 
  3. Mandi dulu biar seger, wangi dan cantik/ganteng.
  4. Makan dulu biar bertenaga.
  5. Sewa sepeda buat mobilitas. ini penting. karena barangkali tempat kursus sobat jauh dari camp/kost. atau sobat juga ngambil tempat kursus yang berbeda sehingga dalam satu hari harus berpindah-pindah tempat kursus. sewa sepeda ini banyak banget di pare. harganya mulai 50.000/bln sampe 100.000/bln tergantung bentuk sepedanya kayak gimana (kalau musim hujan ane saranin pilih sepeda yang ada slebornya). dan kalo temen-temen ada rencana lama di pare (lebih dari 2 bulan), ane saranin beli sepeda aja. ntar kalo udah selesai kursus bisa kembali di jual.
  6. Sewa kipas angin. bener gan sewa kipas angin. di pare itu kalo siang panas. dan kipas angin itu disewain juga disini. ya daripada mahal beli kipas kan?. jangankan kipas angin, colokan kabel pun disewain. sewa kipas katanya nih sekitar 30 ribu/bln dan sewa colokan itu 10.000/bulan.
  7. Beli peralatan sehari-hari. gak usah khawatir banyak toko swalayan koq di pare.
  8. Tetap waspada dengan barang-barang anda. di pare itu buanyak banget pendatang. gak mungkin semuanya berniat belajar (ada yang berdagang, ngojek, usaha laundry dan ada juga yang curi-curi kesempatan mengambil barang berharga agan.) tetap waspada. terutama dengan sandal jepit. karena sandal jepit rawan ilang (terutama yang di kosan/camp cowok).
Oke mungkin itu dulu. gak nyambung ya sama judulnya? haha
gapapa lah haha. tulisan ini bersambung dengan artikel selanjutnya

Makasih udah mampir..
semoga bermanfaat..


Senin, 13 Maret 2017

Pare as Sweet Espresso.

Pare, it seem like a name of vegetable which bitter one. No, Pare which I mean is not Pare as vegetable. it is a town, special town which is located in Kediri East Java. Pare is well known as English Village (kampung Inggris). some people might consider that in this village all its citizens speak English. hmm No! citizens of pare are like many Indonesian. they eat Indonesian food and speak in bahasa.

And, What make it special?
Yes, pare is not only just a town or village, but also more than what we are expected (or unexpected??) pare well known as english village not because its citizens speak english. but rather that in this village there are so many english course, dormitory, and boarding house to facilitate the students in learning english. somebody told me that in Pare there are more than 110 english course which are located in two village, hundred of boarding house and more than 3000 students come and go every two weeks.

what makes this village special is also there are so many students all over Indonesia. from aceh to papua, java, kalimantan, sulawesi, ambon, sumatera and also nusa tenggara. sometimes you can find the students from Thailand in your class. but macassaran students might are the most easily found wherever you go or take a course

so, what is pare as Sweet Espresso?

to be continued,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Kamis, 09 Februari 2017

PARE, AKHIRNYA DATANG…


Pare, adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kediri Jawa Timur yang umum terkenal sebagai kampung Inggris. Di kampung ini terdapat mungkin ratusan lembaga kursus, ratusan tempat kost dan camp (asrama) serta ribuan pemuda-pemudi dari penjuru Indonesia yang ingin memperdalam bahasa inggris sambil jalan-jalan, atau jalan-jalan sambil belajar bahasa inggris.

Pertama kali mendengar pare adalah ketika akhir kelas 3 SMA. Kalau tidak salah justru dari Ustad Mustholih, seorang ustad di pesantren yang mengajar Shorof (Morfologi bahasa Arab). Waktu itu beliau menyarankan bahwa jika ingin belajar bahasa inggris  bisa ke pare. Sebuah kampung bahasa inggris di Kediri Jawa Timur yang bahkan penjual cilok-nya ngomong pake bahasa inggris.

Rasa penasaran akan kampung pare masih terbawa  bahkan ketika kuliah. Dalam sebuah rencana hidup yang saya buat pada taun 2012, saya cantumkan dimana belajar bahasa inggris di pare adalah salah satu langkah yang harus saya tempuh untuk menggapai cita dan cinta (episode ini akan ditulis kemudian).

Sekian tahun berlalu, ternyata barulah pada tahun 2017 rencana tersebut baru dapat dijalankan. Dan ternyata pare bukanlah kampung inggris yang saya bayangkan pada tahun 2005 dimana semua warganya bahkan penjual cilok berkomunikasi dalam bahasa inggris. Namun tidak mengurangi kesan saya akan betapa kampung ini memang istimewa.

Di pare kita mempunyai banyak sekali pilihan untuk mengambil kursusan bahasa inggris dengan fokus pembelajaran yang sangat beragam. Mau TOEFL, IELTS, Grammar, speaking, pronounciation, dan lain-lain dengaan harga yang sangat beragam pula. Selain kursusannya,  tempat tinggalnya juga sangat beragam mau pilih kost atau camp (asrama). Perbedaan kost dan camp adalah kost lebih bebas dalam artian tidak ada kewajiban berbahasa inggris sedangkan jika memilih camp maka ada kewajiban harus berbahasa inggris selama berada di lingkungan camp.  Akan tetapi tingkat kedisiplinan camp juga berbeda-beda dan tentunnya beragam pula harganya.

Masih banyak yang pengin ditulis di hari pertama ini. Namun tampaknya perjalanan ke pare ini cukup melelahkan . Petualangan di pare memang baru akan dimulai. Semoga memang menjadi  salah satu jalan menuju cita-cita dan mungkin “cinta”.

#Di Sudut kamar, Zeal Camp





Sabtu, 23 Juli 2016

MEREKA YANG MEMILIH MENEPI


“Mangrove Lestari, Pantura Berseri”, Sebuah kalimat di Banner Pelatihan Fasilitator Program Rehabilitasi Ekosistem Pesisir (Pro-Pesisir) Kementrian Kelautan Perikanan menyambut kami di sebuah ruang meeting hotel bintang tiga tidak jauh dari  pusat Jakarta. Saya tak pernah membayangkan akhirnya duduk di salah satu kursi ruangan ini dan mengikuti kembali pelatihan kefasilitatoran.

Fasilitator, jika didefinisikan sebagai sebuah profesi tidak pernah terlintas dalam list mimpi-mimpi. Sejak secara tidak terencana memutuskan masuk di Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada yang kemudian membuat saya lebih tertarik mengamati dinamika perkotaan khusunya penataan ruang, saya membayangkan di kemudian hari duduk di salah satu gedung tinggi di Jakarta, menatap layar komputer dan mengotak-atik tata ruang kota, merencanakan pusat kegiatan dan pelayanan maupun kawasan pariwisata.

Ketika pengalaman Kuliah Kerja Lapangan (KKL) I akhirnya membawa saya ke pantai utara jawa (Semarang) untuk mengkaji bentang lahan dan pemanfaatannya, saya lebih tertarik melihat kawasan Industri dan aktivitas keluar masuk kendaraan di sekitar pelabuhan Tanjung Emas, dibanding mengamati banjir rob, mangrove yang rusak dan fenomena reklamasi di sekitar kawasan pantai Marina. Kecuali pantai marina, saya tertarik mengkaji perencanaan permukiman dan pariwisatanya.

Pun ketika akhirnya ketika Kuliah Kerja Lapangan II secara diacak saya tergabung dalam kelompok Perikanan untuk pengukuran kawasan potensial di Kabupaten Cilacap, awalnya sempat membuat saya sedikit bertanya heran, apa hubungan dan urgensinya ilmu geografi mengkaji perikanan?. Ketika kegiatan berlangsung pun akhirnya saya lebih suka mengkaji persebaran tempat pelelangan Ikan, pelabuhan, dermaga, mengamati pantai teluk penyu yang sepi, dan kemudian menghasut kawan-kawan untuk untuk mencari ikan hias, sekaligus berwisata menengok sisi lain keindahan pulau Nusa Kambangan.

Tahun 2013 setelah mengikuti Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa terpencil tengah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Gorontalo, kami melepas penat menikmati masa pembebasan dari kurungan lebatnya hutan TNBNW dengan berwisata di  Pantai Olele Gorontalo, serta Taman Nasional Bunaken Manado. Disanalah, dari sekedar aktivitas snorkling saya  mulai mencintai keindahan Laut.

Hampir dua tahun berselang dari kegiatan di Gorontalo dan Manado, sebuah pesan nostalgia di group KKN kembali mengingatkan akan indahnya terumbu karang dan biota laut di pantai Olele maupun Bunaken. Di Group lain ada pengumuman rekruitemen fasilitator di Pulau-pulau kecil. Saya membayangkan seperti akan menarik melakukan pendampingan di pulau-pulau kecil sekaligus melepaskan penat membaca berita negeri yang semakin kacau dan perang status di Facebook yang tidak berkesudahan.

Singkat cerita, saya pun diterima dan mulai bertugas sebagai fasilitator pulau-pulau kecil terluar sebuah program hasil kerjasama Kementrian Kelautan dan Perikanan, DFW Indonesia dan Endev (GIZ). Jauh di luar bayangan, menjadi fasilitator di pulau-pulau kecil ternyata memang penuh tantangan. Mulai dari harus terbiasa menerjang gelombang besar, beradaptasi dengan makanan baru, bertemu dengan orang-orang baru dengan perbedaan bahasa, warna kulit, budaya, kebiasaan, agama hingga cara berpikir dan bertindak ternyata sama sekali buka sesuatu yang mudah.

Meskipun penuh tantangan dan tekanan, saya tidak  bisa berbohong kalau pekerjaan ini memang terlalu mengasyikan. Pengalaman hidup dan tinggal bersama masyarakat di pulau-pulau kecil dengan segala dinamikanya merupakan sesuatu yang akhirnya saya sadari teramat mewah yang tidak semua orang bisa merasakan. Namun saya juga tidak berbohong kalau ada pekerjaan lain selain terpisah dari orang-orang tercinta, dan kampung halaman tentu saya akan memilih pekerjaan itu.

“Apa yang kau tak suka belum tentu tak baik bagimu” entah sebuah pepatah darimana asalnya, namun benar begitu adanya. Selepas mengikuti kegiatan pendampingan di pulau-pulau kecil saya kembali mencoba mengejar mimpi mencari lahan untuk mengaplikasikan teori-teori dan praktik-praktik yang saya dapatkan di bangku kuliahan. Namun Tuhan berkehendak lain, sebuah tawaran kegiatan kefasilitatoran kembali menghampiri. Kali ini bukan di pulau-pulau kecil, namun di kawasan pesisir di pantai utara jawa. sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari kediaman saya, dan tidak terlalu jauh pula dari seseorang yang sedang saya perjuangkan.

Rabu 20 Juni, Pelatihan kefasilitatoran kembali aku ikuti. Di salah satu tempat duduk yang ditata melingkar terlihat wajah-wajah baru, wajah-wajah optimis para pejuang yang akan mengabdikan diri untuk vegetasi pesisir dan mangrove di pantai utara jawa. Dan saya bangga dapat duduk diantara mereka. Orang-orang langka yang memilih meninggalkan kenyamanan, memilih menepi, hidup memfasilitasi masyarakat untuk “Mangrove Lestari, Pantura Berseri”.


@mz_syams,