Kemarin adalah hari pertama saya
kembali menginjakan kaki di kampus.. ada rasa berbeda karena kini status saya sudah
tidak jelas.. dibilang mahasiswa ternyata sudah tidak kuliah, dibilang bukan
mahasiswa nyatanya belum wisuda..
Jika kita masuk melalui gerbang
UGM, akan terpampang jelas baligho berukuran besar menyambut mahasiswa Baru,
senyum muda mudi dengan balutan busana adat masing-masing daerah seakan
menegaskan betapa besarnya kampus ini..
Selamat Datang Intelektual Muda, Selamat datang Pemimpin muda.. di
Kampus Pancasila, Kampus Kerakyatan, Kampus Perjuangan.. Universitas Gadjah
Mada Katanya..
Flashback ke masa lalu. Ada rasa
haru bercampur bangga ketika di hari itu mendapatkan pengumuman bahwa nama saya
tercantum sebagai Mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Jerih payah dan kesabaran
belajar di SMA dengan sistem Full day Study dan banyaknya mata pelajaran
tambahan diganjar dengan tiket masuk UGM melalui Jalur Penelusuran Bibit Unggul
(PBU) dengan mendapatkan Beasiswa penuh (full sholarship) dari salah satu
kementrian. Penobatan sebagai Lulusan
terbaik dan Bintang Pelajar pada saat Pelepasan siswa SMA untuk kesekian
kalinya membuat saya mampu berdiri lebih tegak.. Kupersembahkan untuk kalian
semua Pak.Bu tatapku penuh bangga di atas podium waktu itu..
Lantas apakah itu menjadi jaminan
saat kuliah semua berjalan dengan mudah? Tidak !! saat kuliah justru beberapa
kali saya mendapat nilai C, Pernah juga D, bahkan E. Mengutip pernyataan
seorang penulis muda “Banyak orang saat SMA mampu berprestasi, namun saat
kuliah malah jadi depresi (Maulasam 2014)” Lalu apa yang salah dari kenyataan
ini? Tidak ada yang salah, hanya kita saja yang kurang mempersiapkan diri dan
cenderung meremehkan keadaan..
Mindset saat lulus SMA adalah
jadi anak kuliahan itu enak, lebih santai, bisa pakai baju apa saja, hangout sana-sini,
pacaran, camping, nongkrong di café.. well, itu semua Cuma ada FTV !!! Bulan2
pertama kuliah memang masih santai, masuk jam 8 pulang jam 3 kayak sekolah
biasa.. kuliah pun Cuma duduk di ruangan karena belum banyak penugasan..
jurusan masih sering ngadain acara kumpul-kumpul, makrab.. ngerjain tugas
bareng pun masih enak karena belum pada kenal isinya Cuma ketawa ketiwi saling
pedekate satu sama lain..
Bagi siswa yang kurang siap
menyikapi perubahan status menjadi mahasiswa, Penderitaan biasanya dimulai pada
bulan ke 3 atau 4. Ketika tugas-tugas mulai bermunculan, laporan praktikum satu
persatu mulai menumpuk, rapat-rapat organisasi yang kadang tak kenal waktu,
keuangan mulai menipis karena menejemen yang masih buruk, belum lagi urusan
asmara yang semakin rumit karena harus beda kampus.. dan kemudian kenyataan ini
akan semakin pahit manakala diakhir semester IP tidak sesuai ekspketasi karena
target mayoritas maba yang terlampau tinggi. Bukan maba namanya kalau idealisme
untuk cumlaude bisa padam begitu saja.. ada yang kemudian bisa bangkit dan
meraih harapannya.. namun adapula yang harus menelan pil pahit untuk kesekian
kalinya. disinilah, beberapa orang mulai mengatakan “SEPERTINYA SAYA SALAH
JURUSAN”
Beberapa mahasiswa yang menyadari
salah jurusan ada yang memilih keluar di tahun kedua dan berpindah ke jurusan
lain yang dirasa lebih dia cocok ataupun yang lebih mereka suka. Namun apakah di
jurusan baru itu dia tidak mengalami kendala? belum tentu ! kendala itu selalu
ada dimana pun tempatnya..
Bagi yang memilih bertahan ada
yang mencoba untuk bangkit namun adapula yang akhirnya pasrah kuliah sekedarnya
saja. mereka yang berusaha untuk bangkit akan berusaha beradaptasi dengan
lingkungan baru ini. banyak yang akhirnya memilih menjadi mahasiswa akademis,
ada pula yang memilih mengurangi (menyeimbangkan) kegiatan diluar (Organisasi
maupun UKM) agar lebih termange dengan baik. namun sayangnya beberapa diantara
kita ada yang memilih pelarian lain sehingga membuat kuliah yang sudah susah
menjadi semakin berantakan..
Teringat suatu sore bersama
sahabat yang juga orang yang pertama kali ku kenal di prodi, kita saling
mengeluhkan betapa beratnya perkuliahan.. bukan Cuma beban tugas kuliah dan
praktikum yang semakin menumpuk.. jauhnya kost dari kampus yang waktu itu harus
ditempuh dengan bersepeda atau terkadang jalan kaki juga menjadi tantangan
tersendiri.. di sore yang masih saja terik, kita istirahat di depan sebuah
masjid. Kemudian dia meminta saya untuk memotretnya diatas sepeda. bukan untuk
narsis-narsisan katanya, tapi untuk mengabadikannya sebagai saksi perjuangan.. sambil
bercanda kita saling menguatkan bahwa semakin berat perjuangan pada akhirnya
akan menjadi kenangan yang semakin manis saat kita meraih kesuksesan.
Pada akhirnya:
Kuliah bukan sekedar untuk
gaya-gayaan.. karena pada akhirnya
gaya-gayaan itu tidak akan berarti kalau kuliahnya kelamaan.
Kuliah bukan sekedar agar mudah
mencari pekerjaan, karena kampus bukan BLK. Niatkan kuliah untuk membuka
selebar-lebarnya wawasan dan pemikiran, relasi dan pertemanan agar kalian tidak
menyesal.
Dan setiap yang mengaku sebagai
mahasiswa “harus mampu berkomitmen, konsisten dan konsekuen (Eric FZ)”
Dan bagi yang suatu hari nanti
merasa salah jurusan “Gak apa-apa salah jurusan yang penting harus tetap fokus
pada tujuan (maulasam)”.
SELAMAT MENJADI MAHASISWA...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar