Sabtu, 30 Agustus 2014

RESENSI BUKU: CATATAN AKHIR KULIAH (CAK).. KISAH INSPIRASI MAHASISWA DEPRESI




Sam Maulana begitu penulis minta dipanggilnya, merupakan contoh seorang mahasiswa yang ketika SMA penuh prestasi namun ketika masuk kuliah malah menjadi depresi. Meskipun demikian tidak menghalanginya untuk terus berbagi motivasi dan inspirasi.. celotehannya di twitter (www.twitter.com/maulasam ) , tulisannya di blog (www.skripsit.com) hingga terbitan bukunya “Catatan akhir kuliah” menjadi bukti tentang kepeduliannya bagi mahasiswa yang mempunyai nasib serupa terutama mereka yang sedang galau skripsi dan asmara..

Buku catatan akhir kuliah menceritakan lika-liku kehidupan sam maulana dari masalah akademik hingga urusan asmara. Dimulai dengan menceritakan awal kehidupan sam yang serba sulit, sam tumbuh besar menjadi seorang yang cukup berprestasi saat SMA hingga mendapatkan kesempatan masuk perguruan tingggi lewat jalur PMDK. Ketidakcermatannya dalam memilih jurusan karena hanya mengikuti pilihan teman menjadi awal malapetaka yang membuatnya menjadi galau tidak berkesudahan.. berawal dari gagal cumlaude saat semester awal, sam kemudian merasa salah jurusan.. namun untunglah walaupun salah jurusan dia tidak salah mengambil pelarian.. sam aktif di organisasi kampus hingga menjadi ketua BEM Fakultas dan pernah masuk kabinet BEM Universitas.. selain itu dia juga mengikuti berbagai kompetisi mahasiswa seperti PKM..

Ibarat sebuah paket kegalauan mahasiswa, selain gagal cumlaude kemudian ngerasa salah jurusan saat memasuki tingkat akhir sam mengalami galau skripsi. Keaktivannya di organisasi kemahasiswaan membuatnya di cap sebagai mahasiswa “nakal” sehingga hampir tidak ada dosen yang mau membimbingnya. Untunglah pada akhirnya masih ada dosen yang menerimanya meskipun yang tersisa adalah dosen “killer”. Bisa dibayangkan mahasiswa nakal dibimbing dosen killer, skripsinya jadi apa ya?

Selain urusan akademik dan organisasi, buku ini juga menceritakan perjuangan asmara sam yang tidak kalah rumitnya dengan urusan perkuliahan..  diawali penolakan cinta petama, perjuangannya untuk mengejar cinta “kodok”-begitu dia memanggil gebetannya- juga tak kunjung bermuara.. pengorbanan, kegigihan, dan kebodohannya dalam mengejar cinta menjadi paket plus-plus kegalauan mahasiswa semester tua..

Nano-nano kehidupan sam dalam buku ini  disampaikan dengan bahasa yang kocak namun tetap berisi kalimat bijak diselingi beberapa motivasi dan inspirasi.. buku ini mengajak pembacanya untuk tetap tertawa meskipun dalam derita.. alur yang meloncat-loncat kadang membingungkan pembaca merangkai jalan cerita . Proporsi kisah cinta sam yang hampir 50% terkadang juga membuat pembaca bertanya-tanya “ini koq isinya kebanyakan malah kisah cinta ya? Padahal judulnya kan catatan akhir kuliah”. namun meskipun demikian pesan-pesan untuk mahasiswa semester akhir sudah cukup tersampaikan.

Kabarnya buku ini akan segera difilmkan (sudah masuk tahap casting pemain). berhubung penulis juga sedang mempersiapkan novel lanjutannya, di novel kedua saya jadi pengin tahu bagaimana kehidupannya lebih tepatnya kegalauan pasca wisuda, bagaimana dia berjuang mempertahankan idealisme sebagai mantan aktivis kampus, tentang pertaruhan passion dan peluang kerja, tentang kegalauanya berpisah dengan sahabat2nya dan terpenting bagaimana muara kisah cintanya dengan kodok (gebetan yang diperjuangkannya habis-habisan)

Terakhir, melalui review ini saya sekali lagi pengin mengucapkan terimakasih pada penulis atas celotehan dan karyanya yang  sudah menemani dan turut membantu saya meraih gelar sarjana..

 

Jumat, 15 Agustus 2014

UNTUKMU MAHASISWA BARU



Kemarin adalah hari pertama saya kembali menginjakan kaki di kampus.. ada rasa berbeda karena kini status saya sudah tidak jelas.. dibilang mahasiswa ternyata sudah tidak kuliah, dibilang bukan mahasiswa nyatanya belum wisuda..


Jika kita masuk melalui gerbang UGM, akan terpampang jelas baligho berukuran besar menyambut mahasiswa Baru, senyum muda mudi dengan balutan busana adat masing-masing daerah seakan menegaskan betapa besarnya kampus ini..  Selamat Datang Intelektual Muda, Selamat datang Pemimpin muda.. di Kampus Pancasila, Kampus Kerakyatan, Kampus Perjuangan.. Universitas Gadjah Mada Katanya..

Flashback ke masa lalu. Ada rasa haru bercampur bangga ketika di hari itu mendapatkan pengumuman bahwa nama saya tercantum sebagai Mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Jerih payah dan kesabaran belajar di SMA dengan sistem Full day Study dan banyaknya mata pelajaran tambahan diganjar dengan tiket masuk UGM melalui Jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) dengan mendapatkan Beasiswa penuh (full sholarship) dari salah satu kementrian.  Penobatan sebagai Lulusan terbaik dan Bintang Pelajar pada saat Pelepasan siswa SMA untuk kesekian kalinya membuat saya mampu berdiri lebih tegak.. Kupersembahkan untuk kalian semua Pak.Bu tatapku penuh bangga di atas podium waktu itu.. 

Lantas apakah itu menjadi jaminan saat kuliah semua berjalan dengan mudah? Tidak !! saat kuliah justru beberapa kali saya mendapat nilai C, Pernah juga D, bahkan E. Mengutip pernyataan seorang penulis muda “Banyak orang saat SMA mampu berprestasi, namun saat kuliah malah jadi depresi (Maulasam 2014)” Lalu apa yang salah dari kenyataan ini? Tidak ada yang salah, hanya kita saja yang kurang mempersiapkan diri dan cenderung meremehkan keadaan.. 

Mindset saat lulus SMA adalah jadi anak kuliahan itu enak, lebih santai,  bisa pakai baju apa saja, hangout sana-sini, pacaran, camping, nongkrong di cafĂ©.. well, itu semua Cuma ada FTV !!! Bulan2 pertama kuliah memang masih santai, masuk jam 8 pulang jam 3 kayak sekolah biasa.. kuliah pun Cuma duduk di ruangan karena belum banyak penugasan.. jurusan masih sering ngadain acara kumpul-kumpul, makrab.. ngerjain tugas bareng pun masih enak karena belum pada kenal isinya Cuma ketawa ketiwi saling pedekate satu sama lain..

Bagi siswa yang kurang siap menyikapi perubahan status menjadi mahasiswa, Penderitaan biasanya dimulai pada bulan ke 3 atau 4. Ketika tugas-tugas mulai bermunculan, laporan praktikum satu persatu mulai menumpuk, rapat-rapat organisasi yang kadang tak kenal waktu, keuangan mulai menipis karena menejemen yang masih buruk, belum lagi urusan asmara yang semakin rumit karena harus beda kampus.. dan kemudian kenyataan ini akan semakin pahit manakala diakhir semester IP tidak sesuai ekspketasi karena target mayoritas maba yang terlampau tinggi. Bukan maba namanya kalau idealisme untuk cumlaude bisa padam begitu saja.. ada yang kemudian bisa bangkit dan meraih harapannya.. namun adapula yang harus menelan pil pahit untuk kesekian kalinya. disinilah, beberapa orang mulai mengatakan “SEPERTINYA SAYA SALAH JURUSAN”

Beberapa mahasiswa yang menyadari salah jurusan ada yang memilih keluar di tahun kedua dan berpindah ke jurusan lain yang dirasa lebih dia cocok ataupun yang lebih mereka suka. Namun apakah di jurusan baru itu dia tidak mengalami kendala? belum tentu ! kendala itu selalu ada dimana pun tempatnya.. 

Bagi yang memilih bertahan ada yang mencoba untuk bangkit namun adapula yang akhirnya pasrah kuliah sekedarnya saja. mereka yang berusaha untuk bangkit akan berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru ini. banyak yang akhirnya memilih menjadi mahasiswa akademis, ada pula yang memilih mengurangi (menyeimbangkan) kegiatan diluar (Organisasi maupun UKM) agar lebih termange dengan baik. namun sayangnya beberapa diantara kita ada yang memilih pelarian lain sehingga membuat kuliah yang sudah susah menjadi semakin berantakan..

Teringat suatu sore bersama sahabat yang juga orang yang pertama kali ku kenal di prodi, kita saling mengeluhkan betapa beratnya perkuliahan.. bukan Cuma beban tugas kuliah dan praktikum yang semakin menumpuk.. jauhnya kost dari kampus yang waktu itu harus ditempuh dengan bersepeda atau terkadang jalan kaki juga menjadi tantangan tersendiri.. di sore yang masih saja terik, kita istirahat di depan sebuah masjid. Kemudian dia meminta saya untuk memotretnya diatas sepeda. bukan untuk narsis-narsisan katanya, tapi untuk mengabadikannya sebagai saksi perjuangan.. sambil bercanda kita saling menguatkan bahwa semakin berat perjuangan pada akhirnya akan menjadi kenangan yang semakin manis saat kita meraih kesuksesan.

Pada akhirnya:

Kuliah bukan sekedar untuk gaya-gayaan..  karena pada akhirnya gaya-gayaan itu tidak akan berarti kalau kuliahnya kelamaan.

Kuliah bukan sekedar agar mudah mencari pekerjaan, karena kampus bukan BLK. Niatkan kuliah untuk membuka selebar-lebarnya wawasan dan pemikiran, relasi dan pertemanan agar kalian tidak menyesal.


Dan setiap yang mengaku sebagai mahasiswa “harus mampu berkomitmen, konsisten dan konsekuen (Eric FZ)” 

Dan bagi yang suatu hari nanti merasa salah jurusan “Gak apa-apa salah jurusan yang penting harus tetap fokus pada tujuan (maulasam)”.



SELAMAT MENJADI MAHASISWA...